Pembuatan program mirip membuat cerita atau kisah

Para penulis cerita atau kisah, memiliki karakter yang sama dengan para pembuat program. Mengapa demikian, karena mereka sama-sama membuat lakon dan membuat peralatan dan kelakuan dari kisah yang dibangun. Para programmer yang mampu membuat program yang rumit, sudah semestinya mereka mampu membangun objek-objek dari perilaku objek yang dikisahkan dalam program tersebut, sehingga terwujudlah cerita yang memenuhi tujuannya.
Ketika seorang programmer lebih bergelut dalam dunia program, tidak bergelut dalam dunia objek, maka dijamin program yang dibuat hanyalah dalam tanda petik adalah program yang sederhana. Untuk memujudkan pemrograman yang komplek, maka diperperlukan pemrograman yang selalu merujuk pada objek berikut ceritanya. Programmer yang mampu membangun cerita, serta merancang penamaan objek-objeknya yang akan terlibat, maka programmer tersebut akan menjadi programmer yang ulung dan mampu membangun program-program yang rumit dan komplek.
Untuk itu, jika ingin menjadi programmer yang ulung dan mampu membangun program-program yang komplek yang paling utama dilakukan adalah memahami cara membangun objek dalam pemrograman. Jika belum faham cara-cara membangun objek dalam pemrograman, serta mengaktifkan objek-objek tersebut seolah-oleh hidup dalam dunia nyata, maka sebaiknya pelajari dahulu metoda pemrogramman beroritasi objek atau dalam bahasa inggrinya adalah objek oriented programming.
Kesimpulannya, jika sudah faham metoda pemrogramman berorientasi objek, maka barulah memulai membuat crita lewat pemrogramman komputer. Kemudian mengkoreksi dan memperbaiki program tersebut sehingga program tersebut sesuai dengan apa yang terjadi di alam ini.

.

Tinggalkan komentar